Pendidikan merupakan suatu proses mendidik dan menbentuk suatu karakrter baik yang diharapkan akan terwujud pada peserta didik. Sementara pembelajaran merupakan proses dimana peserta didik diajar untuk mengerti terhadap suatu ilmu yang diajarkan. Pendidikan dam pembelajaran tidak mungkin dapat dipisahkan. Dengan pembelajaran yang mendidik peserta didik akan mampu mengambil nilai-nilai luhur yang terkandung didalam ilmu tersebut.
Dalam pendidikan dan pembelajaran biologi disekolah, diharapkan biologi sebagai ilmu yang dipelajari peserta didik mampu membimbingnya kepada suatu karakter yang luhur dan diharapkan dapat tercetak untuk generasi ini. Biologi sebagai ilmu dapat digunakkan sebagai alat pendidikan yang akan mengubah karakter subjek didik secara penuh dan dapat dilakukan sepajang masa.dengan mempelajari biologi sebagai ilmu pengetahuan, dapat mencitakan manusia yang berkarakter mulia.
Selama ini banyak ditemui proses pendidikan dan pembelajaran biologi disekolah-sekolah kurang memuaskan hasilnya. Banyak guru yang “apa boleh buat” mencekoki materi biologi tanpa mempertimbangkan perbedaan daya tangkap siswa, tanpa memperhatikan karakter materi dalam metodenya. Masih ada pula guru yang menerapkan sistem hafalan untuk pelajaran biologi, sehingga kesan peserta didik terhadap materi biologi adalah pelajaran menghafal. Sebenarnya itu bukan merupakan hal yang benar. Dalam mempelajari biologi lebih membutuhkan pengertian akan konsep-konsep esensialnya, bukan menghafal. Jadi sebaiknya meteode pegajaran harus dibetulkan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil output yang baik.
Biologi dikatakan sebagi ilmu karena:
- Memiliki objek,gejala, dan persoalan yang jelas.
- Menggunakan metode ilmiah.
- Memiliki sistematika
- Berkembang
- Bermanfaat
Objek biologi merupakan mahluk hidup dan semua ciri kehidupannya.
Pada awalnya, manusia mempelajari sesuatu mengenai mahluk hidup. Awalnya manusia mempelajari lingkungan tempat hidupnya, ekologi dan ekosistem wilayah yang mereka tempati. Hal tersebut merupakan objek yang dipelajari.
Mempelajari mengenai objek, maka akan ditemukan gejala-gejala yang terjadi pada objek tersebut. Misalnya pada ekosistem akan terjadi gejala saling ketergantungan, jaring-jaring makanan, dan gejala lainnya yang tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dipecahkan yang disebut sebagai masalah. Mengapa hal tersebut terjadi, bagaimana prosesnya? Dan sebagainya. Setiap objek biologi mengalami gejala atau fenomena, dan setiap fenomena atau gejala yang dipelajari akan melahirkan permasalahan yang harus dipecahkan. Setiap pemecahan masalah, akan timbul pertanyaan pertanyaan baru yang juga harus dipecahkan. Permasalahan akan semakin kompleks dan akhirnya biologi sebagai ilmu dapat berkembang. Untuk mempelajari biologi sebagai ilmu menggunakan meteode ilmiah, melalui cara penelitian baik naturalistik maupun positivistik dengan data-data kuantitatif atau kualitatif. Keilmuannya juga harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada khalayak. Sitematika keilmuannya salah satunya mengacu pada bscs (biological science curriculum study). Dalam bscs biologi sebagai ilmu dilihat dari tiga sudut pandang atau secara tiga dimensi. Dimensi tersebut ialah objek biologi, tingkat organisasi keidupan serta tema dan permasalahan biologi.
- Objek biologi meliputi:
1. Protista
2. Monera
3. Fungi
4. Plantae
5. Animalia
- Tingkatan organisasi kehidupan
1. Molekul
2. Sel
3. Jaringan
4. Organ
5. Organisme
6. Populasi
7. Komunitas
8. Bioma
- Tema dan permasalahan biologi
1. Pola-pola evolusi dan produk perubahan
2. Interaksi dan interdependensi
3. Pemeliharaan keseimbangan yang dinamik
4. Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi
5. Kelangsungan genetik
6. Energi, materi dan organisasi
7. Sains, teknologi dan masyarakat
Setiap bagian dari ketiga dimensi tersebut berbentuk balok-balok yang ditata dan dari struktur bscs tersebut dapat dipelajari balok per baloknya.
Misalnya diambil satu bagian yang berisi plantae pada sudut pandang objek, organisme pada sudut pandang tingkat organisasi kehidupan, dan pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi pada sudut pandang tema permasalahan biologi. Maka dapat di pelajari misalnya pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi pada tanaman jagung.
Biologi sebagai ilmu perkembangannya juga harus terasa manfaatnya baik bagi dunia ilmu pengetahuan itu sendiri maupun masyarakat. Dengan mempelajari biologipun peserta didik juga mampu memahami betapa mengagumkannya kuasa tuhan sehingga mereka mengetahui apa yang harus dan apa yang tidak boleh mereka lakukan sehingga terbentuk karekter yang bernilai luhur.
Untuk mempelajari biologi sebagai ilmu di sekolah diperlukan teknologi pembelajaran dengan metode yang disesuaikan dengan keanekaragaman karekteristik peserta didik, karakteristik materi biologinya dengan menggunakan media pendidikannya.
Guru sebagai pendidik harus memahami bahwa manusia diciptakan dalam perbedaan. Karakter setiap peserta didikpun juga beragam. Dalam mendidik tidak bisa menyamakan keberagaman karakter tersebut. Adil nukan berarti sama persis, tapi memberikan sesuatu dengan takaran yang sesuai. Perlakuan peserta didik dalam belajarpun juga tidak boleh disamakan, karena kebutuhan mereka juga berbeda. Keberagaman karakter mereka dapat terjadi karena keberagaman latar belakang kehidupan yang dijalaninya. Dapat berupa latar belakang psikologis, genetik, maupun lingkungan seperti status sosial, ekonomi bahkan geografi lingungan tempat tingga. Siswa ada yang pada dasarnya cerdas, ada pula yang pandai katena ketekunan. Hal itu juga mengacu perbedaan gaya belajarnya. Disuatu kelas tidak semua siswa cerdas, pasti ada yang bodoh dan ada yang rata-rata. Jadi perlakuan bagi siswa yang cerdas tidak cocok untuk siswa yang kurang cerdas ataupun sebaliknya. Di sini peran guru untuk memberikan bantuan belajar siswa terlihat. Di kelas juga tidak semua siswa anak orang kaya, bagi yang keluarganya tidak mampu juga harus diperhatikan. Jadi guru dituntut untuk mengetahui karakter peserta didiknya masing-masing. Selain itu pola berpikir anak kota dan desa pun juga berbeda. Inilah tantangan besar seorang guru untuk menerapkan metode yang cocok untuk berbagai macam karakter siswa dan materi biologi yang diajarkan.
Untuk menyeimbangkan berbagai karateristik subjek didik tersebut maka akan lebih baik jika dibuat kelompok-kelompok kecil yang didalamnya berisikan berbagai macam karakter yang berbeda. Dengan begitu mereka akan dapat saling melengkapi satu sama lainnya dalam proses belajar.
Ragam materi biologi yang dipelajari dapat berupa materi sistemik konkrit-sistemik abstrak, konseptual-faktual, inferensial-prediktif, dan positivistik-naturalistik. Sistemik konkrit ialah materi yang dapat dibayangkan secara langsung oleh peserta didinya sedangkan sistemik abstrak memerlukan imajinasi untuk mmpelajarinya, dan kadang untuk memudahkan pembelajaran biasanya materi dengan sistem ini dikonkritkan menggunakan alat peraga. Materi konseptual lebih menekankan pada konsep-konsep yang harus dipelajari sedangkan faktual lebih mengarah pada fakta yang ada di alam. Materi inverensial dipelajari secara langsung dan telah diketahui sedangkan prediktif lebih untuk memprediksi apa yang akan terjadi, seperti halnya pada positivistik berbeda dengan naturalistik yang mengobservasi secara langsung objek kajiannya.
Setiap ragam materi biologipun juga tidak sama dalam penerapan metodenya. Mecam-macam metode yang digunakan ialah dapat berwujud ceramah, diskusi, praktikum,tanya jawab, studi pustaka, karya wisata dan proyek. Materi yang lebih berat ke konsep seperti proses metabolisme dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan studi pustaka atau literatur. Sedangkan materi-materi seperti morfologi hewan dan tumbuhan, menggunakan metose observasi dalam praktikum, diskusi, literatur, ceramah, dan tanya jawab. Penerapan bioteknologi dapat menggunakan literatur, diskusi dan proyek. Sementara untuk ekologi, biodiversity, evolusi dapat menggunakan metode literatur dan karya wisata. Dengan menggunakan metode yang cocok dan sesuai dengan karakteristik baik sujek didik maupun karakteristik materi biologinya akan lebih efektif penerapannya. Selain itu siswa juga tidak bosan dengan metode yang itu-itu saja. Metode ceramah tetap digunakan agar guru sebagai pengajar tidak kehilangan fungsinya dan tetap dapat mengawasi perkembangan siswa secara langsung serta dapat dekat dengan siswa untuk dapat mengenali karakteristik mereka masing-masing.
Teknologi pembelajaran tidak hanya mencangkup metode atau media pembelajarannya saja tetapi mencangkup semua proses belajar dan semua yang terkait di dalamnya. Teknologi pembelajaran melingkupi input, proses pembelajaran, output serta evaluasi keberhasilan pembelajaran tersebut.
Dalam menerapkan suatu teknologi pembelajaran diperlukan adanya pendekatan-pendekatan. Baik pandekatan kepada karakteristik subjek didiknya maupun pendekatan terhadap materi biologi itu sendiri.
Media pembelajaran yang sesuai juga merupakan aspek teknologi pembelajaran. Media yang digunakan dapat berupa alat peraga, alat elektronik, alat praktikum, bahkan media audio-visual. Media inilah salah satu teknik yang membuat teknologi pembelajaran berjalan sukses. Media pembelajaran juga harus disesuikan dengan materi biologi yang dipelajari.
Penerapan teknologi pembelajaran harus berdasarkan kurikulum. Kurikulum seharusnya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Penyusunan kurikulum seyogyanya menurut perkembangan psikologi siswa. Misalnya materi awal semester bukan materi yang berat-berat, tetapi materi pengenalan esensi biologi sebagai ilmu, agar siswa mengerti bagaimana mempelajari biologi dengan benar. Materi biologi yang dipelajari bertingkat setiap bab, dari materi konkrit hingga materi abstrak dan materi yang sederhana hingga meteri kompleks, sehingga siswa memiliki bekal untuk mempelajari materi selanjutnya dengan meteri yang pernah ia pelajari pada bab-bab sebelumnya. Materi juga disususn secara runtut dan tidak acak agar siswa dapat mengkaitkan materi satu dengan lainnya.
Untuk mengetahui keberhasilan teknologi pebelajaran sekaligus mengetahui keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan evaluasi. Evaluasi dapat berupa evaluasi test dan non test. Evaluasi test dapat berupa ujian tertulis maupun ujian liasan sedangkan evaluasi non test dapat dilihat tingkat perkembangan karakteristik peserta didik selama proses pembelajaran. Apakah dalam proses pendidikan telah terlaksana dengan baikselama pembelajaran biologi. Evaluasi non test ini dapat berupa evaluasi kepribadian peserta didik seperti aspek afektif psikomotor serta aspek sosial. Sedangkan evaluasi test menurupakan evaluasi pada aspek kognotifnya.
Dengan teknologi pembelajaran biologi di sekolah yang sesuai diharapkan nantinya benar-benar dapat mendidik peserta didik untuk mencetak karakter yang luhur. Karena esensi pendidikan yang sebenarnya ialah menggunakan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk mendidik. Pendidikan yang berhasil ialah apabila output yang dihasilkan mampu menjadi sebuah karakter yang merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Biologi mengajarkan kita untuk selalu taat pada perintah yang maha kuasa, karena ternyata alam begitu taat kepadanya. Biologi juga mengajari kita untuk menghargai usaha karna dalam biologi kita mempelajari proses-proses yang begitu rumit dan laur biasa. Kita juga jadi mengerti tentang siapa diri kita yang sebenarnya, bagaimana posisi kita di alam ini, dan perilaku apa yang seharusnya kita kembangkan.
Pendidikan mengunakan ilmu pengetahuan untuk membentuk nilai-nilai yang diinginkan. Pendidikan yang berhasil ialah pendidikan yang mampu mencetak generasi berprestasi dengan akhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat dengan baik serta mermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat bahkan agama dan bangsanya. Bukan generasi yang cerdas dan cerdik namun memiliki mental bobrok sehingga menyalahgunakan ilmu yang dimilikinya untuk hal-hal negatif.
Minggu, 10 Juni 2012
Posts by : Admin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Jazakillah khoiron yaa Sist... very-very useful (^_^)
terimakasih, sangat membentu mbak :)
Posting Komentar