Jumat, 25 Mei 2012

PETAI CINA SEBAGAI OBAT LUKA

Link:

Ditengah munculnya berbagai obat-obatan produksi pabrik modern ternyata masyarakat Indonesia masih memanfaatkan berbagai tanaman sebagai obat tradisional. Salah satunya adalah tanaman petai cina yang dipercaya memiliki banyak manfaat dalam hal pengobatan secara alamiah. Petai cina (Leucaena leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya berjambul warna putih sering disebut cengkaruk. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis. Buah petai cina termasuk buah polong, berisi biji-biji kecil yang jumlahnya cukup banyak. Tanaman yang dalam bahasa Jawa juga disebut mlanding ini, oleh para petani di pedesaan sering ditanam sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan lain sebagainya.
Karena cara membudidayakannya yang terbilang mudah jumlah tanaman petai cina di Indonesia cukup melimpah. Daun tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak, biji petai cina sebagai sumber makanan, obat diabetes melitus, dan obat cacingan serta kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar oleh masyarakat pada umumnya. Namun di beberapa daerah ada sebagian masyarakat yang menggunakan daun muda petai cina sebagai obat penyembuh luka luar, bengkak ataupun tlusuben (benda-benda yang masuk ke dalam daging) dengan cara pemanfaaatan yang masih sederhana. Misalnya sebagai obat penyembuh luka luar daun petai cina muda ditumbuk halus dan langsung ditempelkan pada luka. Melihat fenomena masyarakat pedesaan yang biasa memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai obat-obatan tradisional tersebut sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Ferariani, Ana Fitri Apriliyani, Atiah Hestining Tyas, Aulia Novita Irmmal dan Novi Nuryanti tertarik untuk meneliti kandungan dari daun petai cina yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka.
”Kami menggunakan daun muda petai cina, Peraksi dragendorf, Pereaksi meyer, Pereaksi wagner, Ammonia 10 %, HCl 1 N, CHCl3, HCl 2 %, NaOH 1 %, FeCl3 1 %, Gelatin 10 %, Pereaksi H2SO4 ditambah asam asetat anhidida, Amil alkohol dan Methanol.” kata Ferariani, ”Daun muda petai cina tersebut kami timbang lalu dicuci dengan air kran sampai bersih, dikeringkan dengan tissue, lalu dicacah dengan pisau, baru setelah itu dimasukkan kedalam medium botol, masukan methanol sampai terendam lalu tutup botol tersebut dan biarkan hingga 24 jam”. Ferariani juga menjelaskan bahwa racikan ini sesekali juga diaduk dan diganti dengan methanol baru baru kemudian diuapkan menggunakan evaporator dan diperoleh hasil ekstrak. Menurut Ana Fitri Apriliani setelah dianalisa dalam daun petai cina terdapat zat saponin, alkaloid, flovanoid, tanin dan polifenol. ”Saponin merupakan salah satu senyawa yang mampu memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka sekaligus mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk penyembuh luka terbuka.” kata Ana Fitri. Anggota tim yang lain yaitu Atiah Hestining Tyas menambahkan bahwa tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan mengendapkan protein. Dalam dunia pengobatan, tanin berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan pendarahan, dan mengobati ambeien. Fitokimia polifenol banyak terdapat pada buah–buahan dan sayur–sayuran hijau, penelitian pada hewan dan manusia menunjukan bahwa polifenol dapat mengatur kadar gula darah seperti antikanker, antioksidan, dan antimikroba. “Biji dari buah petai cina yang sudah tua setiap 100 g mempunyai nilai kandungan kimia berupa zat kalori sebesar 148 kalori, protein 10,6 g, lemak 0,5 g, hidrat arang 26,2 g, kalsium 155 mg, besi 2,2 mg, vitamin A, Vitamin BI 0,23 mg dan daun petai cina mengandung zat aktif alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin.” tutup Novi Nuryanti.

Mekanisme Transpor Molekul Melalui Membran

Aulia Novita Irmmal
Perlintasan molekul melalui membran sel melalui beberapa mekanisme berikut:
1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
a. Difusi
Difusi merupakan perpindahan molekul zat terlarutdari konsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi rendah. Proses difusi ini dapat terjadi tanpa melalui membran maupun dengan melalui membran.

Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh kita selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda. Untuk contoh kasus yang dijelaskan, yaitu antara sirup dan gas, maka kecepatan difusi sirup lebih besar pada gas.
b. Osmosis
osmoses merupakan proses perpindahan zat pelarut (misal air) dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis). Atau dapat dikatakan bahwa osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul yang melawan gradien konsentrasi.

Gambar diatas menunjukkan proses osmosis. Air akan berpindah dari A menuju B melalui membran semi permeabel sehingga diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu konsentrasi air sama untuk dua larutan antara A dan B, walaupun hasil akhirnya nanti volume antara A dan B berbeda.
Peristiwa osmosis dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada penyerapan air melalui bulu-bulu akar, penyerapan air di usus besar, dll.

Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew'an/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merahmengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

c. Difusi Terbfasilitasi
Proses difusi terfasilitasi dibantu oleh suatu protein. Difusi terfasilitasi sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi ini dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.


2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+.

Tranpor aktif menggunakan tenaga ATP Transpor aktif menggunakan gradien ion

Peristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi karena ada transfer partikel ke dalam sel. Peristiwa endositosis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya patikel kecil dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat diamati dengan mikroskop elektron. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah sebagai berikut.

Keterangan gambar:
1. Molekul-molekul mendekati membran sitoplasma.
2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4. Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik.
6.Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk gelembunggelembung kantong.
7. Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk melakukan fragmentasi.
8. Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.

2) Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar. Fagositosis dapat diamati dengan mikroskop misalnya yang terjadi pada Amoeba.

b. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat Anda lihat pada proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya proses pengeluaran hormon tertentu. Semua proses sekresi dalam tubuh merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke arah permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Daftar pustaka
Struktur Sel Tumbuhan Dan Hewan & Mekanisme Transpor Zat Melalui Membran.2010. http://www.sentra-edukasi.com. Diakses pada 18 Februari 2012 pukul 12:09 WIB
Transpor Melalui membran Sel. 2011. http://www.crayonpedia.org. Diakses pada 18 Februari 2012 pukul 12:39 WIB

Selasa, 15 Mei 2012

19 februari 2010 20:18 WIB

Malam yang gersang saat hujan baru saja menghilang
Bukankah waktu tlah membuktikan, dan kenyataan tak lelah menjelaskan. Tapi aku tetap terdiam, antara protes dan pasrah. Entahlah, kupaksakan juga diri ini tuk mengerti. Mau tak mau aku harus menyadari, bahwa dia pergi karna pintaku sendiri. Bahwa akulah yang menginginkanya pergi. Aku berdoa agar dia tak kembali. Agar dia tak menemuiku lagi. Ini yang aku pinta. Dan Tuhan mengabulkanya. Dengarlah wahai jiwaku, janganlah lagi kau meratapi masa lalu.