Kamis, 29 Desember 2011

Kisah Diatas Kertas

(Aulia Irmmal)

Goresan pena yang tercipta bukan sekedar kata-kata.
Baris-baris huruf yang ku jajar,
kata demi kata yang terangkai,
kalimat-kalimat yang tak pernah terucap.
Demi sebuah kisah cinta sempurna yang ku rangkai dalam mimpi tiada akhir.

Di kesekian kali aku mencoba tuk merangkai sebuah kisah.
Kisah yang tak pernah ada luka dalam alurnya,
namun ternyata selalu saja berakhir dengan tragedi pedih mnyakitkan.

Aku lelah, aku lelah merangkai kisah begitu indah,
Aku lelah, aku lelah mencoba melangkah demi alur yang kuinginkan.
aku lelah, sungguh lelah bak menatap cahaya bintang yang mnyilaukan,
Bintang yang kadang cemerlang menerangi ruang gelap dalam hati,
Bintang yang sering diam tak acuh dan membuatku terjatuh,
namun saat langit begitu cerah dan membiarkannya menyapaku,
ku tak mau waktu segera berlalu.

Di atas kertas aku tersenyum bersamanya.
Di atas kertas aku tertwa karnanya.
Di atas kertas aku menangis haru didepannya.
Di atas kertas…

dan kutersadar ternyata semua di atas kertas…
Hanya di atas kertas…
entah kisah ini kan jadi nyata
atau bertahan tetap
sebagai
kisah di atas kertas…

Luka

(Aulia Irmmal)

Untuk yg ksekian kalinya,
entah kesepuluh,seratus,bahkn sejuta kalipu tak pernah kuhitung,
kau terbangkan aku,
membiarknq memetik sndiri bintang yg kuinginkan,
lantas,teganya kau hempaskanku dlm jurang yg gelap dan beku,.
luka ini,
ternyata tak pernah bnar2 smbuh,
tak pernah bnar2 kering,
tak pernah bnar2 pulih,
kau,
pernahkah kau merasa,
benar2 peduli pdaku,
atau hanya aq yg merasakannya sendiri?
Kini,kau lihat,
inilah hatiku,
serpihan serpihan bak mozaik abstrak,
Yg entah kau pedulikan atau tidak,

andai aku bisa membaca hatimu,.

Skenario Terindah

(Aulia Novita Irmmal)

Awan-awan berarak bagai kapas pada bentangan biru tak berujung. Membentunk bianglala cahaya yang memerobos celahnya saat surya bersembunyi dibalik tebal tipis punggungnya. Negari awan. Aku tersenyum.

“Deb, aku merindukanmu”, bisikku dibawah gumpalan awan itu.

Entah, rasa sesak itu kembali menyekapku, mendesak kerongkonganku. Ya Rabb, dihatiku dia lebih dari sahabat kecil. Andai dia tau apa yang sedang terjadi dengan hatiku, Ya Allah tolong aku…

***

‘Debin Hidayat ingin menjadi teman anda’

Aku tercengang, tak percaya, kubuka profil facebooknya, infonya, foto-fotonya… cepat-cepat kukonfirmasi permintaan pertemanannya.
Benarkah ini dia? Kenapa aku tak tau nama lengkapnya sih?… Ya, aku mengenalnya ketika aku masih kecil, dan saat itu aku tak membutuhkan identitasnya.

“Miss u”, Muncul chat dari Debin. Mungkinkah itu?

“Hei, siapa ini, sok kenal banget sih”, Enter.

“Wah tuan putri kok galak banget ya sekarang, maaf kalo gitu, lama nggak ketemu juga kan…”,

Jangan-jangan ini benar-benar Debin teman kecilku dulu…

“Ini Debin yang anak Papan Mas?????” Enter.

“Hahaha… Kaget ya,,, Akhirnya kutemukan dirimu, aku susul kamu ke jogja, hahaha…”,

“Sekarang kamu ada dijogja?? Yang bener?! Emang tahu rumahku??” Enter.

“Tunggu aja, aku bekalan nyerbu rumah kamu,,, Hohoho,”

Apa aku mimpi?! Kucubit tangan ku. Sakit!

Rasanya seperti diterbangkan ke langit, melayang bersama elang, pergi ke negeri awan. Mengulang kisah indah kanak-kanak bersamanya. Debin kawan kecilku yang kini kurindu karena telah mencuri hatiku selama 15 tahun ini.

Tapi, kembali kuterhempas teringat kenyataan yang terjadi. Apakah kuceritakan saja kepadanya bahwa kini aku telah dijodohkan kepada seorang laki-laki yang tak kukenal? Putra, seseorang yang akan dipertemukan padaku lusa. Seperti apa dia? Tak bisa kubayangkan! Yang aku tau dia lelaki terbaik pilihan orang tuaku.

Tiba-tiba aku berharap ini hanya mimpi. Seandainya Debin datang sebelum ini, atau rumahku tak pernah pindah dari papan mas, atau aku tak pernah mengenalnya saja… Ya Allah, rasanya benar-benar menyiksaku sekarang.

***

Aku gugup. Lelaki di depanku tersenyum. Manis, sungguh. Detak jantungku mulai berlari, semakin cepat, semakin cepat, tak mampu kukejar. Tiba-tiba aku berharap Debin datang menyelamatkanku dari kegugupan ini. Dia masih tersenyum Ayahnya juga, pun orang tuaku. Kucoba mengangkat wajahku.

Kuberanikan diri menatapnya. Masih juga dia tersenyum. Perlahan dia mendekat.

“Aku datang Ir, mengejarmu yang dulu berani meninggalkanku”, bisiknya.

Deg!

“Debin Hidayat Saputra. Aku mencarimu dan akan meminangmu”,

Deg! Tunggu dulu! Kurasakan detak jantungku berhenti mendadak, atau terlalu cepat berlari?

Ternyata Debin dan Putra itu orang yang sama! Sialnya aku tak tahu nama lengkapnya dari dulu. Jeleknya akupun tak mengenali orang tuanya, aduhhh,,, aku malu… Aku memang masih kecil saat aku berteman dengannya.

Ya Rabb, inikah skenario indah yang Kau siapkan untukku? Benar-benar yang terindah… Sungguh! Tak pernak kubayangkan sebelumnya. Tak sanggup aku berkata saat ini, hanya segaris senyum paling tulus yang mampu kupersembahkan untuknya. Deb, kuserahkan hati ini padamu, aku ikhlas.

Diluar bingkai jendela, cahaya surya menerobos celah-celah awan dan membentuk bianglala yang indah… Negeri awan, dan sang pengeran yang terlah menemukan kembali sang putrinya di bumi. Kisah kecil kita akan abadi, Deb…

***

Minggu, 05 Juni 2011

Mengukur Kadar Hemoglogin

(Aulia Novita Irmmal)

A. Tujuan
Mengukur kadar Hemoglogin darah

B. Alat Dan Bahan

1. Hemoglobinometer Sahli
2. Talquist chart
3. Photometer Leica
4. Blood lancet steril
5. pipet khusus dengan selang karet
6. kapas
7. alkohol
8. aquadest
9. larutan HCL 0,1 N

C. Cara Kerja




D. Data

No Naracoba
Kadar Hemoglobin (g/dL)
1. Fatchiatul Ummah 11,4
2. Aulia Novita Irmmal 12,2
3. Ana Fitri Apriliyani 10,8
4. Tri Utami 13,6
5. Elfa Triyani 11
6. Nuryanti 10,2
7. Meita Wulansari 11
8. Arini Rahmawati 10,8

E. Pembahasan

Dalam praktikum fisiologi hewan kali ini, kegiatan yang kami lakukan ialah menentukan Mengukur Kadar hemoglobin. Tujuannya untuk mengukur kadar hemoglobin darah.

Untuk kadar hemoglobin darah, pertama-tama kami harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu Hemoglobinometer Sahli, Talquist chart, Photometer Leica, Blood lancet steril, pipet khusus dengan selang karet, kapas, alkohol, aquadest, dan larutan HCL 0,1 N. Setelah itu kami menyeterilkan kulit ujung jari tengah atau jari manis dengan kapas beralkohol dan membiarkannya sampai mengering. Kemudian menusuk ujung jari naracoba dengan menggunakan blood lancet steril ( dispossable) sehingga darah keluar. kami juga mengisi tabung berskala dari haemometer sahli dengan larutan HCl 0,1 M sampai tanda angka 2, Larutan Hcl ini digunakan untuk menghancurkan sel darah merah sehingga Hb keluar dan terpisah. Setelah itu kami menghisap darah langsung dari probandus dengan menggunakan pipet khusus yang tersedia sampai tanda garis pada pipet. Setelah itu membersihkan ujung pipet dengan tissu dan meniup darah yang terdapat dalam pipet tersebut ke dalam tabung yang telah berisi HCl 0,1 M, dan menghisap cairan tersebut dan meniupnya lagi sampai tiga kali agar darah dan larutan tercampur rata. setelah itu kami membiarkannya selama dua menit, dan menambahkan tetes demi tetes akuadest sambil diaduk dengan pengaduknya sampai warna sesuai dengan warna tabung standar dari hemometer sahli. Membaca dan mencatat tangka pada tabung berskala kadar HB (g/100 ml darah) dan kami masukkan ke dalam tabel pengamatan.

Menurut literatur, Kadar hemoglobin normal adalah 12 g/dL. darei data yang didapatkan dari delapan probandus tersebut kadar hemoglobin berkisar antara 10,2 hingga 13,8. Pada probandus yang kadar hemoglobinnya kurang dari normal, maka diperkirakan mereka sedang mengalami anemia. Beberapa probandus memiliki kadar hemoglobin lebih dari normal, hal tersebut dapat terjadi karena pada saat praktikum produksi hemoglobin probandus sedang banyak. Kadar hemoglobin juga dapat terpengaruh dari ketinggian tempat tinggal seseorang. Pada masyarakat pegunungan, Hemoglobin akan diproduksi lebih banyak daripada pada masyarakat yang tinggal di dataran rendah. Hali ini dikarenakan kadar oksigen di pegunungan lebih rendah karena tempatnya yang tinggi daripada di dataran rendah. Ini juga memungkinkan kurang atau lebihnya kadat Hb probandus. selain itu mungkin kekurang telitian pengamat saat melihar skala atau pada saat pengenceran yang menyebabkan kekurangfalidan data yang diperoleh.

Hemoglobin (Hb) tersusun atas protein globin, dan ferroproto-porfirin (heme) yang berikatan non kovalen. Setiap molekul Hb, memiliki 4 atom besi yang terdapat pada heme dan setiap atom fe dapat mengikat oksigen secara preversibel, dengan demikian setiap molekul Hb teroksigenasi atau disebut HbO2 (oksiHb) mengandung 4 molekul oksigen. Hb juga dapat berikatan dengan CO2 pada gugus asam aminonya membentuk karbaminoHb (HbCO2), juga dengan No membentuk HbNO. peroksit, ferrisianit, quinon dapat mengoksidasi Fe+2 menjafi Fe+3 sehingga terbentuk metHb yang tidak mampu mengikat oksigen maupun CO2. met Hb dapat direduksi menjadi Hb oleh dhitionit (Na2S2O4). MetHb dapat bereaksi dengan anion OH- pada H+ basa atau alkalis dan Cl- pada pH asam.

Hb + HCl Globin-HCl + ferroprotoporfirin

Hb A (dewasa) terdiri atas rantai alfa (α) dan beta (β) dengan ikatan nonkovalen. Tiap rantai mempunyai 80 lebih asam amino dan setiap submit terdiri atas 7 segmen helix yang ditandai A-H. Sifat unik Hb adalah kemampuan berikatan secara reversible dengan oksigen membentuk kompleks oksigen yang stabil tampa oksidasi Fe+2 menjafi Fe+3. hal ini karena adanya sifat hirofilik kantung heme. Kadar Normal Hb adalah 12 g/100 ml.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar Hb darah adalah:
1. Kadar sel darah merah
2. Ukuran sel darah merah tidak normal, terlalu kecil (anemia mikrositik) sehingga tidak ada Hb didalamnya.
3. Tubuh kurang nutrisi terutama Fe sebagai sumber Hb.


F. Kesimpulan
Kadar normal Hemoglobin pada darah manusia dewasa adalah 12 g/dL.

G. Daftar Pustaka


Nurcahyo, Heru.2008.Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan Dasar.Yogyakarta:FMIPA UNY

Pearce, Evelyn.1987.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia

Pada Bintang

Oleh: Aulia Novita Irmmal

Pada gugus bintang kusimpan harapan
Yang mengalir lembut dari hati
Meski aku sendiripun ragu
Akankah usai derita yang jadi rahasia
Dan mungkinkah tawa ini
Tak hanya jadi simbol penutup luka

Pada kerlip bintang kusimpan segala rasa
Rasa kecewa, terluka dan lemah tak berdaya
Rasa bahagia, gembira dan kekuatan untuk tetep ceria
Meski rela memori itu hangus oleh kecewa
Biar remuk, hati ini tak akan ambruk

Pada garis cahaya rasi bintang kusimpan semangat perang
Perang melawan dendam yang menyelinap kedalam perasaan
Perang melawan sebagian rasa
Yang ingin memberontak pada kenyataan
Meski kutau, kenyataan memang tak seperti masa lalu
Dan ketika mata dan telinga jadi saksi tragedi
Aku benar-benar tak punya air mata lagi
Yang ada tinggal air mata beku yang menyiksa batinku

Lewat bintang-bintang itu
Kurangkai kembali tangga hidupku
Dengan hati diliputi semangat baru
Tanpa bayang-bayang masa lalu
Akan kubuktikan
Bahwa disini ada lebih banyak kebahagiaan